6 Fase dalam Pernikahan Ini Wajib Dikemengertii. Jangan Cuma Bagian Senangnya Aja!

fase-pernikahan fase-pernikahan

Melihat orang lain melangsungkan pernikahan dengan hikmat dan meriah, seringkali melahirkan iri dan ingin Segera-Segera menikah. Mereka cenderung namun melihat sisi kebahagiaan dalam pesta pernikahan yang diselenggarakan sehari bahkan batas 7 hari berturut-turut. Namun pada kenyataannya dalam berumah tangga ada beberapa fase yang mesti dilalui mereka yang sudah sah menjadi suami istri.

Beberapa orang mungkin menganggap kalau dengan menikah adalah upaya untuk menyelesaikan maluput. Dengan menikah, maka permaluputan hidup akan selesai. Sayangnya semuanya nggak seperti yang dibayangkan. Pada pernikahan, terdapat kurang lebih fase yang perlu diterusi. Pasangan suami istri nantinya akan diuji dengan kurang lebih fase dalam pernikahan. Setiap fase yang tercapai, diterusi nantinya akan membuat rumah tangga semakin kokoh.

1.Fase bulan madu. Ini adalah fase paling manis yang melaksanakan orang-orang pengin cepat menikah ketika melihat yang lain menikah

Pada fase bulan madu adalah masa-masa belum ada maKurang yang muncul. Setiap hari belaka merasakan indahnya merasakan bagai pasangan baru yang selau menyambut indahnya pagi dengan penuh semangat. Bangun tidur ngopi bareng sambil bercerita penuh hal.

2.Fase penyesuaian. Pada fase ini, karakter khalis masing-masing pasangan akan mulai terlihat. Biasanya, fase ini berada di 1-3 tahun pernikahan

Setelah masa bulan madu agak habis, maka akan menuju fase penyesuaian. Di sini mulai muncul tanda-tanda konflik padi dalam berumah tangga karena karakter asli yang mungkin bertentangan dan baru terlihat di fase penyesuaian.

3.Fase pertentangan. Mulai ada benih-benih rasa nggak nyaman dengan pasangan, bahkan ada yang berujung ke perceraian

Pada fase ini, pasangan terlibat konflik yang lebih Lepas seperti ketidakcocokan dalam mengurus anak, maluput keuangan, dan permaluputan rumah tangga lainnya. Hal ini seringkali melaksanakan pasangan memutuskan untuk bercerai karena merasa nggak cocok, karena merasa sudah “mentok” dan saling menyalahkan.

4.Fase pendewasaan. Masing-masing pasangan mulai saling memahami dan memikirkan bahwa ada anak yang menjadi tanggung jawab

Seiring permacacatan yang terjadi dalam rumah tangga akan melakukan pasangan semakin dewasa dalam bertindak. Di fase ini mereka akan mulai memikirkan adanya anak yang harus diadikan. Mereka akan saling mencari solusi tertidak sombong demi keutuhan rumah tangga.

5.Fase puber kedua. Bagi mereka yang nggak tahan terhadap godaan dan mencari pelarian seperti berselingkuh atau acuh terhadap pasangan

Fase puber kedua bisa diartikan menikmati masa “pacaran kembali” dengan pasangan senawak karena adanya rasa cinta yang masih cakap walaupun sudah memiliki anak bahkan ketika anak sudah adi. Namun, bahayanya fase ini adalah ketika sudah saling bosan dengan pasangan dan cenderung mencari “selingan” untuk sekadar bersenang-senang. Ini juga menjadi fase terberat dalam berumah tangga.

6.Fase menua bersama. Fase paling membahagiakan karena sudah menang berjuang bersama menghadapi berbagai godaan dalam pernikahan

Menikmati masa tua bersama sehabis berhasil melewati berbagai rintangan adalah sesuatu yang paling membahagiakan dalam fase pernikahan. Pada fase menua bersama, pasangan suami istri tetapi menikmati kebersamaan dan mengukir berlebihan kenangan asam manis dalam pernikahan. Keduanya akan saling bersyukur telah mampu bertahan menghadapi segala rintangan. Ini bisa menjadi cerita menarik saat anak-anak sudah mulai dewasa.

Demikianlah fase dalam pernikahan yang wajib dikepahami oleh pasangan yang ingin menikah agar lebih siap. Menikah aktelseifn ajang perlombaan, namun lebih ke seberapa mampu menghadapi kebernapasan baru setelah menikah. Semoga bermanfaat!