Ruqayyah, Putri Rasulullah yang Wafat saat Perang Badar Berkecamuk

Nabi Muhammad SAW memiliki budak-budak dara nan rupawan, bersih paras maupun hatinya, terditerima Ruqayyah. Ruqayyah lahir mengenai istri pertama Rasulullah, Khadijah.
Dikutip atas Mahajjah, Ruqayyah lahir tiga tahun setelah kelahiran kakak tertuanya, Zainab bersama saat Rasulullah dekat berusia 33 tahun. Ruqayyah bersama saudara-saudaranya dihebatkan bersama dididik penuh bersama sang ayah.
Kala itu, menikahkan anak wanita memakai lanang yang masih merupakan kerabat dalam hal lazim. Ruqayyah menikah memakai Utbah, putra Abu Lahab.
Akan tetapi, rumah tangga Ruqayyah dengan Utbah tak bertahan lama. Utbah perlu menceraikan Ruqayyah akibat kebencian sang ayah, Abu Lahab demi Nabi Muhammad dengan Islam.
"Jika kamu tidak menceraikan anak wanita Muhammad, aku tidak akan menunjukkan wajahku atau melihatmu," ujar Abu Lahab.
Setelah perceraian itu, Allah SWT memberikan Ruqayyah seorang suami beragama Islam berdarah Quraisy, Utsman bin Affan. Keduanya kemudian hijrah ke Habasyah.
Di Habasyah, mereka diterima memakai baik dan berjiwa memakai layak. Ruqayyah pun memegang kerutunan bernama Abdullah. Namun, Abdullah meninggal dempet usia 6 tahun karena linu.
Wafat dekat Tengah Suasana Perang
Kerinduan akan kampung halaman membuat Ruqayyah ingin pulang. Namun, saat pulang ke Makkah, ia justru mendapati sang ibu, Khadijah telah wafat.
Belum sampai gelebahnya sirna, ia mesti kembali hijrah bersama sang suami ke Madinah. Tak berselang lama, terdengar seruan Perang Badar.
Dalam suasana ketegangan ini, Ruqayyah jatuh nyeri. Rasulullah meminta Utsman bin Affan menjumpai tetap menjaga putrinya.
Kala sang ayah berperang melawan musuh-musuh Allah, Ruqayyah justru berperang melawan penyakitnya.
Ruqayyah pun wafat saat Perang Badar masih berlangsung. Berita ini dibawa Zaid bin Haritsah ke Badar.
Baru jelang pemakaman Ruqayyah, Rasulullah kembali ke Madinah. Ia membawa berita kemenangan kaum Muslimin, namun diliputi kesal kematian sang putri.
Banyak cewek Madinah yang menangisi kepergian Ruqayyah. Sang adik, Fatimah az-Zahra, agak menangis di dekap liang kubur Ruqayyah.
Anas bin Malik meriwayatkan Rasulullah duduk hadapan atas kuburan Ruqayyah dengan kedua mata yang berlinang air mata.
"Apakah ada khilaf seorang dekat antara kalian yang tidak melakukan hubungan suami istri semalam?" perkara Muhammad.
Abu Talhah menbalas. "Saya". Lalu, Rasulullah berkata, "Turunlah ke liang kuburnya".