Sering Lupa Bisa Sebabkan Gangguan Kecemasan

BERITA – Dokter spesialis saraf dr. Pukovisa Prawiroharjo, Sp.N, mengatakan gangguan ingatan atau lupa adapun sering dialami seseorang bisa mengakhirkan gangguan kecemasan engat frustrasi, dikutip ketimbang ANTARA.
“Karena fokusnya terbatas, daya ingat terbatas, kemudian apa-apa jadi lama, dikomplain bosnya, di-bully, itu bahwa kemudian melahirkan dia jadi cemas beserta frustrasi,” ucapnya ekstra dalam webinar HUT Ke-103 RSCM bahwa dibuntuti secara daring di Jakarta, Kamis (3/11).
Menurut dia, ala usia muda yang mengalami frustrasi balasan masalah gangguan ingatan biasanya karena tidak bisa memenuhi tuntutan pekerjaan atau akademis seengat kerap mendapat ancaman menyertai perundungan atas bumi sekitar.
Namun, dokter yang akrab disapa Visa ini mengatakan, belum tentu mamenyimpang frustrasi tercantum dikaitkan memakai gangguan mental.
“Orang hadapan usia muda saat lupa wajar banget mengalami frustrasi. Artinya perlu dijarakkan, belum tentu juga itu gangguan mental, tetapi yang sering ditemukan pasiennya memang mengalami gangguan kognitif dan dia jadi frustrasi karena itu,” ucap Visa.
Visa pula mengatakan pasien akan berkunjung dekat dalam kebersemayam an frustrasi maka gangguan kecemasan berlipat-lipat disomplakartikan sebagai masomplak psikis maka mental. Padahal jika dirunut, frustrasi akan dialaminya adalah kejadian ikutan karena tuntutan akan tidak bisa dipenuhi sama pasien penghabisan gangguan ingatannya.
“Kadang ada yang khilaf dipahami, jadi karena berawalnya sudah frustrasi bersama cemas dianggapnya makhilaf psikisnya, cukuphal kalau dirunut lagi karena lupanya dia jadi kesal karena tidak bisa memenuhi tuntutan pekerjaan atau akademis,” ucap Visa.
Ia juga mengingatkan para dokter jika menangani pasien memakai keluhan frustrasi atau stres, kepada dilihat riwayat lupa sebelumnya agar bisa diberikan penanganan demi sumber awal gangguannya.
“Sebaliknya orang akan depresi, cemas, bisa jadi gejala ikutannya lupa tapi penanganannya pertikaian. Kalau gangguan lupanya asal duluan mutakhir gangguan psikisnya kita fokus bereskan kognitifnya, nanti gejala ikutan frustrasinya bisa lurus sendiri,” ucapnya.
Dokter neurologi ini berharap masyarakat tidak lalai bersama lebih perhatian dalam tanda-tanda lupa nan terjadi dalam dirinya bersama tidak membiarkan terterus lama agar tidak berprofesi gangguan dalam fungsi bersama aktivitas sehari-hari.